Siapa yang tidak kenal dengan merek Nokia? Bagi generasi yang tumbuh di era 90-an hingga awal 2000-an, nama ini bukan sekadar brand ponsel, melainkan sebuah ikon budaya. Menelusuri Sejarah HP Nokia membawa kita pada memori kolektif tentang nada dering monofonik yang khas, game Snake yang legendaris, hingga ketahanan fisik ponselnya yang sering dijadikan meme “batu bata”. Semua itu menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan teknologi komunikasi dunia.
Namun, roda kehidupan berputar cepat di dunia teknologi. Nokia yang dulu digdaya sebagai penguasa pasar global, kini nasibnya berada di ujung tanduk. Kabar terbaru di tahun 2025 menyebutkan bahwa HMD Global, pemegang lisensi merek Nokia, memutuskan untuk berhenti menggunakan nama legendaris ini pada produk smartphone mereka. Keputusan ini seolah menjadi paku terakhir pada peti mati divisi ponsel Nokia, menandai berakhirnya sebuah era panjang yang penuh kejayaan sekaligus kepahitan.
Bagaimana mungkin raksasa teknologi yang pernah menguasai lebih dari 40% pangsa pasar dunia bisa jatuh begitu dalam? Artikel ini akan mengajakmu menyelami Sejarah HP Nokia, mulai dari masa kejayaannya yang gemilang, blunder strategi yang fatal, hingga detik-detik terakhir eksistensinya di pasar gadget modern.
Laporan Eksklusif Sejarah HP Nokia dari Awal Berdiri

Jauh sebelum dikenal sebagai produsen ponsel, Nokia sebenarnya memulai perjalanannya dari industri yang sangat berbeda. Didirikan pada tahun 1865 di Finlandia, perusahaan ini awalnya bergerak di bidang pabrik kertas, kemudian merambah ke produksi karet (seperti sepatu bot), kabel listrik, hingga akhirnya masuk ke dunia telekomunikasi. Transformasi radikal ini menunjukkan betapa adaptifnya Nokia pada masa itu.
Titik balik sejarah terjadi pada tahun 1980-an, ketika Nokia mulai memproduksi telepon mobil. Salah satu produk ikoniknya adalah Mobira Cityman (1987), yang menjadi terkenal setelah pemimpin Soviet, Mikhail Gorbachev, tertangkap kamera sedang menggunakannya. Momen viral ini melambungkan nama Nokia ke panggung dunia, memberi sinyal bahwa masa depan komunikasi ada di genggaman tangan.
Sejarah Era Ponsel Nokia Jadul dan Dominasi Sistem Symbian
Memasuki tahun 1990-an, Nokia benar-benar tancap gas. Mereka merilis Nokia 1011 pada tahun 1992, ponsel GSM pertama yang diproduksi secara massal. Namun, kejayaan sesungguhnya dimulai ketika mereka meluncurkan seri-seri ponsel yang ramah pengguna, tahan banting, dan memiliki baterai awet.
Siapa yang bisa melupakan Nokia 3310 (rilis tahun 2000)? Ponsel ini terjual lebih dari 126 juta unit di seluruh dunia dan menjadi simbol ketangguhan. Di sisi lain, Nokia juga menjadi pionir smartphone dengan mengadopsi sistem operasi Symbian. Pada masanya, Symbian adalah OS paling canggih yang memungkinkan pengguna menginstal aplikasi pihak ketiga, jauh sebelum Android dan iOS lahir.
Beberapa ponsel legendaris dari era ini antara lain:
-
Nokia 7650 (2002): Ponsel pertama Nokia dengan kamera bawaan dan layar berwarna.
-
Nokia N-Gage (2003): Upaya berani Nokia menggabungkan ponsel dengan konsol game.
-
Nokia N95 (2007): Sering disebut sebagai smartphone sejati pertama dengan fitur GPS, Wi-Fi, dan kamera 5MP yang revolusioner.
Puncak Perjalanan Nokia Saat Menguasai Pasar Global
Tahun 2007 menjadi puncak kejayaan sekaligus awal mula bencana. Pada tahun ini, Nokia menguasai sekitar 50% pangsa pasar ponsel pintar global. Merek ini sangat dominan, mulai dari pasar Eropa, Asia, hingga Afrika. Mereka memiliki portofolio produk yang sangat lengkap, mulai dari ponsel murah untuk pasar berkembang hingga seri Communicator untuk para pebisnis elit.
Kekuatan utama Nokia saat itu adalah kemampuannya memproduksi hardware berkualitas tinggi dengan rantai pasokan yang sangat efisien. Tidak ada satu pun kompetitor, termasuk Motorola atau Ericsson, yang mampu menandingi skala produksi dan distribusi Nokia. Rasanya mustahil membayangkan raksasa sebesar ini bisa runtuh dalam waktu singkat.
Kronologi Kebangkrutan dalam Sejarah HP Nokia
Namun, di tahun yang sama (2007), Steve Jobs naik ke atas panggung dan memperkenalkan iPhone. Perangkat ini mengubah segalanya dengan layar sentuh kapasitif yang responsif dan antarmuka yang intuitif. Sayangnya, para petinggi Nokia saat itu meremehkan ancaman ini. Mereka menganggap iPhone hanya produk niche yang mahal dan tidak memiliki fitur dasar seperti 3G atau MMS yang sudah ada di ponsel Nokia.
Kesombongan ini harus dibayar mahal. Ketika Google merilis Android pada tahun 2008, Nokia semakin terpojok. Android menawarkan sistem operasi terbuka yang bisa digunakan oleh banyak produsen, menciptakan ekosistem aplikasi yang masif. Sementara itu, Nokia masih berkutat dengan Symbian yang mulai terasa kaku, rumit, dan sulit dikembangkan untuk layar sentuh.
Detik-detik Nokia Tumbang Akibat Menolak Android
Inilah blunder terbesar dalam Sejarah HP Nokia. Di saat produsen lain seperti Samsung, LG, dan HTC berbondong-bondong mengadopsi Android, Nokia justru bersikeras mempertahankan Symbian. Ketika mereka akhirnya sadar Symbian tidak bisa diselamatkan, CEO baru Stephen Elop (mantan eksekutif Microsoft) mengambil keputusan kontroversial pada tahun 2011: Beralih ke Windows Phone.
Memo terkenal “Burning Platform” dari Elop menggambarkan situasi genting perusahaan. Alih-alih memilih Android yang sedang naik daun, Nokia mengikat nasibnya dengan Microsoft. Sayangnya, ekosistem Windows Phone gagal menarik minat pengembang aplikasi dan konsumen. Aplikasi populer seperti Instagram atau YouTube sering kali terlambat hadir atau memiliki fitur terbatas di Windows Phone.
Penjualan ponsel Lumia (seri Nokia dengan Windows Phone) tidak pernah bisa menyaingi dominasi Android dan iPhone. Keuangan perusahaan berdarah-darah. Akhirnya, pada tahun 2013, divisi ponsel Nokia dijual ke Microsoft dengan harga $7,2 miliar. Sebuah akhir tragis bagi raja ponsel dunia.
Babak Akhir Nasib Merek Nokia Pasca HMD Global Mundur
Setelah gagal di bawah Microsoft, merek ponsel Nokia sempat mati suri sebelum akhirnya dibangkitkan kembali oleh HMD Global pada tahun 2016. HMD, yang didirikan oleh mantan karyawan Nokia, mencoba menghidupkan nostalgia dengan merilis ulang ponsel klasik seperti 3310 dan memproduksi smartphone Android Nokia yang bersih dan tahan banting.
Awalnya strategi ini terlihat berhasil. Namun, persaingan pasar smartphone yang brutal membuat Nokia kesulitan bersaing di segmen flagship. Mereka akhirnya hanya bermain di pasar entry-level dan mid-range.
Puncaknya terjadi pada awal 2024 dan berlanjut hingga 2025, ketika HMD Global mengumumkan perubahan strategi besar. Mereka memutuskan untuk tidak lagi menggunakan nama Nokia untuk smartphone baru mereka, melainkan akan menggunakan brand HMD sendiri. Lisensi penggunaan nama Nokia akan berakhir pada tahun 2026, dan tampaknya tidak akan diperpanjang untuk kategori smartphone.
Kini, nama Nokia perlahan menghilang dari rak-rak toko ponsel. Perusahaan induk Nokia di Finlandia sekarang fokus sepenuhnya pada bisnis infrastruktur jaringan telekomunikasi (5G/6G), meninggalkan warisan ponselnya sebagai kenangan manis di museum sejarah teknologi.
Mari Belajar dari Sejarah!
Kisah jatuhnya Nokia adalah pelajaran berharga tentang pentingnya adaptasi dan inovasi. Tidak peduli seberapa besar dan kuatnya sebuah perusahaan, jika gagal membaca perubahan zaman dan terlalu nyaman dengan kesuksesan masa lalu, kehancuran hanyalah soal waktu. Bagi kita para pecinta gadget, Nokia akan selalu punya tempat khusus di hati. Terima kasih Nokia, telah menghubungkan orang-orang (Connecting People) dan mewarnai masa muda kami dengan teknologi yang tak terlupakan

Leave a Reply